Wednesday, July 28, 2010

PERANAN WANITA SEBAGAI ISTRI

Seorang gadis yang masih bujang, akan hilang setatus bujangnya apabila ia sudah dikawini oleh seorang laki-laki. Dan karena kawin (menikah) itu, maka ia akan menjumpai hal-hal yang baru dalam hidupnya. Ia tak lagi bebas menentukan dirinya dan kemauannya seprti yang dierolehnya ketika ia masih seorang gadis, tetapi sekarang menjadi terikat oleh peraturan hidup berkeluarga yang mereka sepakati bersama dengan suaminya, isalnya Istri tidak boleh keluar rumah tanpa sepengetahuan / ijin dari suaminya. Dengan demikian mungkin seorang gadis yang mulai berumah tangga akan merasa asing dalam menempuh dunia yang baru itu. Dan karena asing dirasakannya, maka seringkali timbul permasalahan baru. Namun bila seorang gadis sejak dini, menjelang perkawinan telah mempersiapkan segala-galanya, maka ia akan tahan menghadapi hidup yang serba baru dan serba berbeda dengan ketika ia masih sendirian.

Seorang wanita sebagai istri berperan sebagai penenang jiwa suaminya, sebagai pendamping hidup seorang laki-laki dan merupakan suatu penyempurna. Rumah tangga akan menjadi surga apabila si istri mampu berperan sebagai pendamping suami.

Dokter Ali Akbar dalam sebuah tulisannya mengatakan bahwa : Istri yang sholehah berarti seorang wanita yang mengetahui kewajibannya terhadap Tuhannya dan terhadap suaminya, sehingga si suami betul-betul yakin bahwa istrinya hanyalah buat dirinya sendiri saja. Segala yang dilakukannya adalah untuk memberikan kesenangan dan ketenangan suaminya. Badan yang lelah pulang kerja seharian dapat terobati oleh kesholehan dan kecantikan istri yang telah menunggu dirumah dengan senyuman.

PATUH TETAPI MEMPUNYAI INISIATIF

Wanita sebagai istri yang baik dan sesuai dengan ajaran islam yang mampu memberikan ketenangan jiwa suaminya ialah istri-istri yang patuh. Betapa bahagianya rumah tangga yang dibangun diatas kepatuhan istri yang setia dalam mengarungi bahtera rumah tangga mereka. Dan tak bisa kita bayangkan bagaimana keadaan rumah tangga yang istri-istri mereka bersikap selalu menentang dan selalu menimbulkan kekecewaan, sakit hati dan rasa kesal sang suami. Istri yang patuh akan mampu memberikan semangat hidup samg suami.

Namun, kita tak bisa membayangkan bagaimana kegagalan demi kegagalan dalm berkarir akan dialami oleh seorang suami apabila istri dirumah tida patuh pada suami dan maunya menang sendiri. akibatnya suami mencari kasih sayang diluar rumah yang dianggapnya mampu memberikan ketenangan jiwa.

Tetapi patuh bukan berarti selalu menurut apa kemauan suami, karena saking patuhnya terhadap suami maka perintah suami yang sifatnya harampun dilakukannya juga. Hal yang demikian itu merupakan kepatuhan yang tak berinisiatif atau tak berpendirian, seorang istri boleh mangajukan usul atau menentang perintah suami selama perintah itu bertentangan dengan norma-norma agama yang dianutnya.

Jadi istri hendaknya jangan selalu pasif terhadap perintah suami, sehingga segala apa yang diperintahkan dan diinginkan suaminya senantiasa di patuhi dan di penuhinya. Tetapi setidak-tidaknya istri yang patuh harus mempunyai pemikiran yang kreatif dan aktif, sehingga tahu mana perintah suami yang bermanfa'at dan mana perintah suami yang menimbulkan bencana dalam keluarga.

disarikan dari berbagai sumber.

No comments:

Post a Comment